Alkisah, ada
seorang ilmuwan ingin mengadakan eksperimen. Untuk itu ia harus merebuas
seekor katak hidup-hidup. Ia pun menyiapkan nya. Diambilnya sebuah
panci, diisi dengan air secukupnya lalu diletakkan diatas tungku. Dengan
sabar ia menunggu air hingga mendidih. Air pun mendidih lalu diambilah
si katak malang, lalu dimasukanlah katak tersebut ke air yang tengah
mendidih tersebut.
Namun apa yang terjadi? Si katak yang merasakan
suhu yang tengah berubah drastis kontan sigap. Ia kaget, ia tanggap,
katak pun kontan melompat keluar dari panci. Si katak kali ini selamat.
Si ilmuwan yang gagal dengan percobaan pertamanya tak kehilangan akal.
Kali ini ia menyiapkannya dengan cara yang berbeda. Diambilnya lagi
panci yang lain, dan sama seperti sebelumnya, ia isi dengan air lalu
diletakan ke atas tungku.
Namun sebelum ia menyalakan tungkunya,
dengan kondisi air yang masih dingin, ia masukkkan katak ke dalam panci.
Si katak yang memang biasa dengan air, pun merasa nyaman-nyaman saja
dengan kondidi ini, toh hitung-hitung mandi berendam. Si ilmuwan pun
menyalakan tungkunya, namun kali ini apainya kecil saja agar air tik
cepat mendidih.
Perlahan namun pasti air dalam panci pun menjadi
kian hangat. Namun si katak masih nyaman-nyaman saja, "sekalian mandi
air hangat" begitu pikirnya. Namun air pun kian menghangat, dan
menghangat, si katak masih merasa nyaman dan aman. Hingga satu titik,
ketika air sudah mulai sangat panas, kali ini si katak sudah tidak
tahan, ia mencoba melompat. Namun sayang, kali ini ia tak bisa. Air
sudah terlalu panas dan si katak pun mati, terebus bersama air panas
tersebut.
Sadar atau tidak, adakalanya kita menemukan
orang-orangyang menjadi katak ini. Atau jika mau jujur bercermin, boleh
jadi kita-lah katak tersebut. Ketika seorang shalih di ajak bermaksiat
terang-terangan sudah pasti ia akan menolak. Namun syaithan sungguh
cerdas, alih-alih langsung terang-terangan, setan akan mendekatinya
dengan perlahan-lahan, membuainya hingga terasa aman, nyaman menjadi
kebiasaan, hingga akhirnya yang ada hanya penyesalan. Sadar atau tidak,
si shalih telah beradaptasi dengan kemaksiatan.
Jika api besar
dan air mendidih adalah dosa besar, maka api kecil adalah dosa-dosa
kecil yang kita biarkan, yang kita anggap biasa, lumrah, wajar atau
bahkan kita merasa nyaman-nyaman saja denganya. Sebagaimana air hangat
yang melenakan, pelan namun pasti dosa kecil kian memanaskan kita hingga
suhu yang membinasakan.
Terlebih manusia sering meremehkan
hal-hal yang ada embel-embelnya "kecil", batu kecil uang kecil, anak
kecil dan termasuk pula dosa kecil. Sehingga tek jarang kita pun tak
ambil pusing dengan dosa-dosa kecil yang kita perbuat. Jangankan taubat,
istigfar pun seolah tak sempat. Kita merasa aman, kita nyaman, padahal
ini strategi jitu syaithan yang menyesatkan.
Maka benarlah
Rosulullah yang mengajak kita unruk mewaspadai dosa-dosa kecil. Dalam
sebuah hadist riwayat Ahmad Rosulullah bersabda, "Hati-hatilah terhadap
dosa-dosa kecil. Hal itu tidak ubahnya sekelompok orang yang turun ke
sebuah lereng gunung. Mereka masing-masing membawa sebatang ranting kayu
sehingga dengan ranting-ranting kayu itu bisa mereka masak roti.
Dosa-dosa kecil kapan saja di lakukan oleh seseorang ai akan menjadi
celaka".
Karena memang dosa kecil yang dibiarkan ibarat titik
kecil yang ditoreh di atas kertas. Satu titik memang tak ada apa-apanya
dibandingkan luasnya putih kertas. Namun jika ditoreh berkali-kali, dan
berulang kali, tanpa henti, tanpa pernah kita menghapusnya , pada
akhirnya kita pun merasa asing dengan warna putih kertas semula. Maka
liat , apa yang kita anggap sepele, satu titik hitam di kertas putih.
namun jika diteruskan maka putihnya kertas kan berubah menjadi hitam.
Inilah cara cerdas syaithan.
Tak diajaknya soerang muslim untuk
langsung murtad. Dihembuskanya sedikit demi sedikit apa yang menarik
hatinya, bisa lawan jenis, jabatan, kedudukn, harta, atau hal-hal non
materi seperti jaminan, kebebasan ataupun kemenangan. Dibuatlah sedikit
demi sedikit apa yang bertentangan dengan agama menjadi indah, dan kita
pun terpesona dengan nya. Dan begitulah cara syaithan menyesatkan anak
adam.
Semoga Allah melindungi kita dari godaan syetan yang terkutuk. Aamiin
Rasulallah SAW bersabda :"Barang siapa yang menyampaikan 1
(satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya,maka
walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala." (HR. Al-Bukhari)
Subhanallah
Semoga kita dapat mengambil pengetahuan bermanfaat yang bernilai ibadah
lewat tulisan ini dan mengamalkan dalam kehidupan sehari - hari. Aamiin
(Cantumkan jika ada doa khusus agar kami para jamaah bisa mengaminkannya)
Silahkan Klik Like dan Bagikan di halamanmu agar kamu dan teman-temanmu
senantiasa istiqomah dan bisa meningkatkan ketakwaannya kepada ALLAH
SWT.
Semoga Bermanfaat...
About Hamba Allah :
Semoga ilmu yang tidak seberapa ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan untuk saudara-saudara sekalian
Bercomentar lah yang sopan :"jangan suka menghina orang lain, karna belum tentu engkau lebih mulia dari orang yang kau hina" Berkomentar lah yang sopan dan baik, jangan mencela orang lain atas kata-katanya yang tidak baik, silahkan beri masukan jika ada pendapat atau ada kesalahan dari artikel diatas, terimakasih wassalam.